Senin, 14 Desember 2015

[Abuya Al Maliki] Dalil Lengkap Perayaan Maulid Nabi SAW

Selasa, 15 Desember 2015 M4 Rabiul Awal 1437 HAkhbarHikmahKajian Aswaja Tokoh Kolom Ulama' Tanya JawabJimat ResensiHome / Kolom Ulama' / [Abuya Al Maliki] Dalil Lengkap Perayaan Maulid Nabi SAW14/12/2015 7:49 WIB

[Abuya Al Maliki] Dalil Lengkap Perayaan Maulid Nabi SAW

Kolom Ulama' - Suara NUOleh: Al Imam As Sayyid Prof. Dr. Muhammad bin ‘Alawi Al Maliki Al Hasani Suara-NU.com~ Hari Maulid (kelahiran) Nabi S.A.W. adalah lebih besar, lebih agung, dan lebih mulia daripada dua Hari Raya. Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adlha hanya berlangsung sekali dalam setahun, sedangkan peringatan Maulid Nabi S.A.W., mengingat baginda dan sirohnya, mesti berlangsung terus, tidak terkait dengan waktu dan tempat.Mengapa?Karena Baginda-lah yang membawa ‘Ied (hari raya) dan berbagai kegembiraan yang ada di dalamnya. Karena Baginda juga, kita memiliki hari-hari lain yang agung dalam Islam. Jika tidak ada kelahiran Baginda, tidak ada bi’tsah (dibangkitkannya beliau sebagai rasul), Nuzul Quran, Isra Mikraj, Hijrah, kemenangan dalam Perang Badar, dan Futuh Mekah, kerana semua itu terhubung langsung dengan Baginda dan kelahirannya, yang merupakan sumber dari kebaikan-kebaikan terbesar.Banyak dalil yang menunjukkan bolehnya memperingati Maulid yang mulia dan Beliau SAW menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan peringatan Maulid.Pertama: Kita memperingati Maulid Nabi bukan hanya pada hari kelahirannya, tapi selalu dan selamanya, di setiap waktu dan setiap kesempatan, ketika kita mendapatkan kegembiraan, lebih-lebih lagi pada bulan kelahiran beliau, yaitu Rabi’ul Awwal, dan pada hari kelahiran baginda, hari Senin.Tidak layak seorang yang berakal bertanya, “Mengapa kamu memperingatinya?” Seolah-olah dia bertanya, “Mengapa kamu bergembira dengan adanya Nabi S.A.W.?”.Apakah sah bila pertanyaan ini timbul dari seorang yang Islam, yang mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu utusan Allah? Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang bodoh dan tidak memerlukan jawaban. Seandainya saya, misalnya, harus menjawab, cukuplah saya menjawabnya demikian, “Saya memperingatinya karena saya gembira dan bahagia dengan Baginda, saya gembira dengan Baginda, sebab saya mencintainya, dan saya mencintainya sebab saya seorang mukmin”.Kedua: Yang dimaksudkan dengan peringatan Maulid adalah, berkumpul untuk mendengarkan siroh Baginda dan mendengarkan pujian-pujian tentang diri Baginda, juga memberi makan orang-orang yang hadir, memuliakan orang-orang fakir dan mereka yang memerlukan, serta menggembirakan hati orang-orang yang mencintai Baginda.Ketiga: Kita tidak mengatakan bahwa peringatan Maulid itu dilakukan pada malam tertentu dan dengan cara tertentu, yang dinyatakan oleh nas-nas syariat secara jelas, seperti sembahyang, puasa, dan ibadah yang lain. Tidak macam itu.Peringatan Maulid tidak seperti sembahyang, puasa, dan lain-lain. Tetapi juga tidak ada dalil yang melarang peringatan ini, karena berkumpul untuk mengingat Allah dan Rasul-Nya serta hal-hal lain yang baik adalah sesuatu yang harus diberi perhatian, terutama pada bulan Maulid.Keempat: Berkumpulnya orang untuk memperingati acara ini adalah ajakan terbesar untuk dakwah, dan merupakan kesempatan yang sangat berharga yang tak boleh diabaikan. Bahkan, para da’i dan ulama, wajib mengingatkan manusia tentang Nabinya, baik akhlaknya, hal ihwalnya, sirohnya, muamalahnya, maupun ibadahnya. Di samping itu menasehati mereka menuju kebaikan dan kebahagiaan serta memperingatkan mereka dari bala, bid’aah, keburukan, dan fitnah.—Yang pertama merayakan Maulid Nabi adalah Sohibul Maulid sendiri, yaitu Nabi S.A.W., sebagaimana yang disebutkan dalam Hadis Sahih, yang diriwayatkan Imam Muslim bahwa, ketika baginda ditanya mengapa berpuasa pada hari Senin, baginda menjawab, “Itu adalah hari kelahiranku.” Ini nas yang paling jelas dan terang yang menunjukkan bahwa memperingati Maulid Nabi adalah sesuatu yang dibolehkan syara’.Banyak dalil yang boleh kita jadikan dasar, untuk diperbolehkannya memperingati kelahiran Nabi Muhammad S.A.W.
1. Peringatan Maulid Nabi S.A.W. adalah ungkapan kegembiraan dan kesenangan dengan baginda. Bahkan orang kafir pun mendapatkan manfaat dengan kegembiraan itu; Ketika Suwaibah, hamba Abu Lahab, paman Nabi S.A.W., menyampaikan berita gembira tentang kelahiran Cahaya Alam Semesta itu, Abu Lahab pun memerdekakannya. Sebagai tanda suka gembira. Oleh kerana kegembiraan dan merayakan kelahiran baginda itu, di akhirat nanti siksa terhadap dirinya diringankan setiap hari Senin dan keluar air syurga dari celahan jarinya untuk minumannya.Demikianlah rahmat Allah terhadap siapapun yang bergembira atas kelahiran Nabi, termasuk juga terhadap orang kafir sekalipun. Maka jika kepada seorang yang kafirpun Allah merahmatinya, sebab bergembira atas kelahiran Nabi-Nya, bagaimanakah anugerah Allah bagi umatnya, yang iman selalu ada di hatinya?
2. Baginda sendiri mengagungkan hari kelahirannya dan bersyukur kepada Allah, pada hari itu atas nikmatNya yang terbesar kepadanya.
3. Gembira terhadap Rasulullah S.A.W. adalah perintah AI-Quran. Allah S.W.T. berfirman,“Katakanlah, ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira’.” Surah Yunus: 58.Jadi, Allah sendiri meminta kita untuk bergembira dengan rahmat-Nya, sedangkan Nabi S.A.W. merupakan rahmat yang terbesar, sebagaimana tersebut dalam Al-Quran,“Dan tidaklah Kami mengutusmu melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam.” Al-Anbiya’: 107.
4. Nabi S.A.W. mengambil berat kaitan antara masa dan kejadian dalam Islam yang besar yang telah lalu. Apabila datang masanya hari peristiwa itu terjadi, itu merupakan kesempatan untuk mengingatnya dan mengagungkan harinya.
5. Memperingati Maulid Nabi S.A.W. mendorong kita untuk bershalawat, dan shalawat itu diperintahkan oleh Allah Ta’ala,“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat atas Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuknya dan ucapkanlah salam sejahtera kepadanya.” Al-Ahzab: 56.Apa-apa yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang dituntut oleh syara’, berarti itu juga dituntut oleh syara’. Berapa banyak manfaat dan anugerah yang diperoleh dengan membacakan salam kepadanya.
6. Dalam Maulid, disebut tentang kelahiran beliau, mukjizat-mukjizatnya, sirahnya, dan pengenalan tentang pribadinya. Bukankah kita diperintahkan untuk mengenalnya serta dituntut untuk menirunya, mengikuti perbuatannya, dan mengimani mukjizatnya?! Kitab-kitab Maulid menyampaikan semuanya dengan lengkap.
7. Maulid Nabi juga merupakan ungkapan membalas jasa baginda dengan menunaikan sebagian kewajiban kita kepadanya dengan menjelaskan sifat-sifatnya yang sempurna dan akhlaknya yang utama.Dulu, di zaman Nabi S.A.W., para penyair datang kepada baginda menyampaikan qasidah-qasidah yang memujinya. Nabi ridla dan senang dengan apa yang mereka lakukan, dan memberikan balasan kepada mereka dengan kebaikan-kebaikan.Jika baginda pun ridla dengan orang yang memujinya, bagaimana baginda tidak ridla dengan orang yang mengumpulkan keterangan tentang akhlaknya yang mulia. Hal itu juga mendekatkan diri kita kepadanya, yaitu dengan menarik kecintaannya dan keridlaannya.
8. Mengenal sikap dan pribadi baginda S.A.W., mukjizat-mukjizatnya, dan irhash-nya (kejadian-kejadian luar biasa yang Allah berikan pada diri seorang rasul sebelum diangkat menjadi rasul), menambahkan iman yang sempurna kepadanya dan menambah kecintaan terhadapnya.Manusia itu diciptakan menyukai hal-hal yang indah, penampakan fisiknya maupun akhlaknya, ilmu maupun amal, keadaan maupun keyakinan. Dalam hal ini tidak ada yang lebih indah, lebih sempurna, dan lebih utama dibandingkan akhlak dan sikap Nabi S.A.W. Menambah kecintaan dan menyempurnakan iman adalah dua hal yang dituntut oleh syara’. Maka, apa saja yang bisa menambahkannya juga merupakan tuntutan agama.
9. Mengagungkan Nabi S.A.W. itu disyariatkan, bahagia dengan hari kelahirannya dengan menampakkan kegembiraan, membuat jamuan, berkumpul untuk mengingatnya, serta memuliakan orang-orang fakir, adalah bukti mengagungkannya, kegembiraan, dan rasa syukur yang paling nyata.
10. Dalam ucapan Nabi S.A.W. tentang keutamaan hari Jumaat, disebutkan bahwa salah satu di antaranya adalah, “Pada hari itu Adam diciptakan”.Ini menunjukkan dimuliakannya waktu masa seorang nabi dilahirkan. Maka bagaimana dengan hari dilahirkannya nabi yang paling utama dan rasul yang paling mulia?
11. Maulid juga adalah perkara yang dipandang baik oleh para ulama dan kaum muslimin di semua negeri dan telah dilakukan di semua tempat. Sebab itu, ia dituntut oleh syara’, berdasarkan kaedah yang diambil dari hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Mas’ud,“Apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin, ia pun baik di sisi Allah; dan apa yang dipandang buruk oleh kaum muslimin, ia pun buruk di sisi Allah.”
12. Dalam menyambut Maulid Nabi, di dalamnya berkumpulnya umat, zikir, sedekah, dan pengagungan kepada Nabi S.A.W. Semua itu hal-hal yang dituntut oleh syara’ dan terpuji.
13. Allah S.W.T. berfirman, “Dan semua kisah dari rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (wahai Muhammad), yang dengannya Kami teguhkan hatimu:’ Surah Hud: 120.Dari ayat ini nyatalah bahawa hikmah dikisahkan tentang para rasul adalah untuk meneguhkan hati Nabi. Tidak dinafikan lagi di saat ini kita pun perlu untuk menguatkan hati kita dengan berita-berita tentang baginda, lebih dari keperluan baginda akan kisah para nabi sebelumnya.
14. Bukan berarti yang tidak pernah dilakukan Salafussoleh dulu dan tidak ada di awal Islam memberi arti bid’aah yang munkar dan buruk. Melainkan apa yang ‘baru’ itu (yang belum pernah dilakukan) mesti dinilai berdasarkan dalil-dalil syara’.
15. Tidak semua bid’aah itu diharamkan. Jika haram, niscaya haramlah pengumpulan Al-Quran, yang dilakukan Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Umar, Sayyidina Zaid, Sayyidina Usman, dan penulisannya di mushaf-mushaf karena khawatir hilang dengan wafatnya para sahabat yang hafal Al-Quran.Apakah haram ketika Sayyidina Umar mengumpulkan orang untuk mengikuti seorang imam ketika melakukan Shalat Tarawih, sedangkan beliau mengatakan, “Sebaik-baik bid’aah adalah ini.”?Banyak lagi perbuatan baik yang sangat diperlukan umat Islam namun dikatakan bid’aah yang haram apabila semua bid’aah itu diharamkan.
16. Maulid Nabi S.A.W., meskipun tiada di zaman Rasulullah S.A.W., sehingga menjadi bid’ah; adalah bid’ah hasanah (bid’ah yang baik). Ia termasuk di dalam dalil-dalil syara’ dan kaedah-kaedah kulliyyah (yang bersifat global).Jadi, Maulid Nabi itu bid’ah jika kita hanya memandang bentuknya, bukan peranan-peranan amalan yang terdapat di dalamnya (sebagaimana terdapat dalam dalil kedua belas), karena amalan-amalan itu juga ada di zaman Nabi.
17. Semua yang tidak ada pada awal Islam dalam bentuknya, tetapi perincian-perincian amalnya ada, juga dituntut oleh syara’. Sebab, apa yang tersusun dari hal-hal yang berasal dari syara’, pun dituntut oleh syara’.
18. Imam Syafi’i mengatakan, “Apa-apa yang baru (yang belum ada atau dilakukan di masa Nabi S.A.W.) dan bertentangan dengan Kitabullah, sunnah, ijmak, atau sumber lain yang dijadikan pegangan, adalah bid’ah yang sesat. Adapun suatu kebaikan yang baru dan tidak bertentangan dengan yang tersebut itu, adalah terpuji “
19. Setiap kebaikan yang terangkum dalam dalil-dalil syar’i, hal itu tidak dimaksudkan untuk menyalahi syariat dan tidak pula mengandung suatu kemungkaran, itu termasuk ajaran agama.
20. Maulid Nabi S.A.W. bererti menghidupkan ingatan (kenangan) tentang Rasulullah, dan itu menurut kita disyariatkan dalam Islam. Sebagaimana yang kita lihat, sebagian besar amalan haji pun menghidupkan ingatan tentang peristiwa-peristiwa terpuji yang telah lalu.
21. Semua yang disebutkan di atas, tentang dibolehkannya secara syariat peringatan Maulid Nabi S.A.W., hanyalah pada amalan-amalan atau perbuatan yang tidak disertai perbuatan-perbuatan mungkar yang tercela, yang wajib ditentang, (seperti tontonan pengumbar aurot, judi, mabuk, dll).
Sumber:1. Kitab Dzikroyat Wa Munasabat2. Kitab Haul Al Ihtifal Bi Dzikro Maulid An Nabawi Asy Syarif3. Majelis Al Haramain
“Sesungguhnya ilmu ini adalah agama. Maka, perhatikanlah dari siapa kamu mengambil agamamu” (Hasyim Asy’ari menukil Ibnu Sirin dalam Risalah Ahlis Sunnah wal Jama’ah,hal. 17). Kontak Informasi Redaksi:redaksi_suaranu[at]yahoo.co.id Alamat Redaksi Pondok Pesantren Al Ma'arif Udanawu Blitar

Rabu, 11 November 2015

Jawa timur berSholawat ke 11



JAWA TIMUR BERSHOWAT KE 11
JAWA TIMUR BERSHOLAWAT KE 11
1 N0VEMBER 2015 / 19-20 MUHARROM 1437
Alhamdulillah acara GERAKAN SYI’AR MAULID NABI BESAR MUHAMMAD SAW. Serta Haul Para Wali Songo & Para Pahlawan Bangsa KE 11 KALI nya sudah terlaksana dengan meriah berkat bantuan dari para Masyarakat surabaya dan madura khusus nya masyarakat sawah pulo . muda-mudahan Amal kita menjadi Amal yg di Ridhoi Alloh subhanahu wa ta’ala Amin . . . .
untuk mengenang perjuangan nya baginda Rosulullah SAW. dalam menyebarkan agama islam dan juga para wali songo dan para pahlawan bangsa dalam menyebarkan agama islam dan memerangi para penjajah

Senin, 26 Oktober 2015

Sejarah panjang NAHDHOTUL ULAMA'

MusliModerat.Com - Banyak diantara kita yang
kepaten obor, kehilangan sejarah, terutama
generasi-generasi muda. Hal itupun tidak bisa
disalahkan, sebab orang tua-orang tua kita,
sebagian jarang memberitahu apa dan
bagaimana sebenarnya Nahdlitul Ulama itu.
Karena pengertian-pengertian mulai dari
sejarah bagaimana berdirinya NU, bagaimana
perjuangan-perjuangan yang telah dilakukan
NU, bagaimana asal usul atau awal mulanya
Mbah Kiai Hasyim Asy’ari mendirikan NU dan
mengapa Ahlussunnah wal jamaah harus diberi
wadah di Indonesia ini.
Dibentuknya NU sebagai wadah Ahlussunnah
bukan semata-mata KH Hasyim Asy’ari ingin
berinovasi, tapi memang kondisi pada waktu itu
sudah sampai pada kondisi dloruri, wajib
mendirikan sebuah wadah. Kesimpulan bahwa
membentuk sebuah wadah Ahlussunnah di
Indonesia menjadi satu keharusan, merupakan
buah dari pengalaman ulama-ulama
Ahlussunnah, terutama pada rentang waktu
pada tahun 1200 H sampai 1350 H.
Pada kurun itu ulama Indonesia sangat
mewarnai, dan perannya dalam menyemarakan
kegiatan ilmiyah di Masjidil Haram tidak kecil.
Misal diantaranya ada seorang ulama yang
sangat terkenal, tidak satupun muridnya yang
tidak menjadi ulama terkenal, ulama-ulama
yang sangat tabahur fi ilmi Syari’ah, fi thoriqoh
wa fi ilmi tasawuf, ilmunya sangat melaut luas
dalam syari’ah, thoriqoh dan ilmu tasawuf.
Dintaranya dari Sambas, Ahmad bin Abdu
Somad Sambas. Murid-murid beliau banyak
yang menjadi ulama-ulama besar seperti Kyai
Tholhah Gunung jati Cirebon.
Kiai Tholhah ini adalah kakek dari Kiai Syarif
Wonopringgo, Pekalongan. Muridnya yang lain,
Kiai Syarifudin bin Kiai Zaenal Abidin Bin Kiai
Muhammad Tholhah. Beliau diberi umur
panjang, usianya seratus tahun lebih. Adik
seperguruan beliau diantaranya Kiai Ahmad
Kholil Bangkalan. Kiai kholil lahir pada tahun
1227 H. Dan diantaranya murid-murid Syeh
Ahmad sambas yaitu Syekh Abdul Qodir Al
Bantan, yang menurunkan anak murid, yaitu
Syekh Abdul Aziz Cibeber Kiai Asnawi Banten.
Ulama lain yang sangat terkenal sebagai ulama
ternama di Masjidil Harom adalah Kiai Nawawi
al Bantani.
Beliau lahir pada tahun 1230 H dan meninggal
pada tahun 1310 H, bertepatan dengan
meninggalnya mufti besar Sayid Ahmad Zaini
Dahlan. Ulama Indonesia yang lainnya yang
berkiprah di Masjidil Harom adalah Sayid
Ahmad an Nahrowi Al Banyumasi, beliau diberi
umur panjang, beliau meninggal pada usia 125.
Tidak satupun pengarang kitab di Haromain;
Mekah-Madinah, terutama ulama-ulama yang
berasal dari Indonesia yang berani mencetak
kitabnya sebelum ada pengesahan dari Sayidi
Ahmad an Nahrowi Al Banyumasi.
Syekh Abdul Qadir Al Bantani murid lain Syekh
Ahmad bin Abdu Somad Sambas, yang
mempunyai murid Kiai Abdul Latif Cibeber dan
Kiai Asnawi Banten. Adapun ulama-alama yang
lain yang ilmunya luar biasa adalah Sayidi
Syekh Ubaidillah Surabaya, beliau melahirkan
ulama yang luar biasa yaitu Kiai Ubaidah Giren
Tegal, terkenal sebagai Imam Asy’ari-nya
Indonesia.
Dan melahirkan seorang ulama, auliya besar,
Sayidi Syekh Muhammad Ilyas Sukaraja. Guru
dari guru saya Sayidi Syekh Muhamad Abdul
Malik. Yang mengajak Syekh Muhammad Ilyas
muqim di Haromain yang mengajak adalah Kiai
Ubaidah tersebut, di Jabal Abil Gubai, di Syekh
Sulaiman Zuhdi. Diantaranya murid muridnya
lagi di Mekah Sayidi Syekh Abdullah Tegal. Lalu
Sayidi Syekh Abdullah Wahab Rohan Medan,
Sayid Syekh Abdullah Batangpau, Sayyidi syekh
Muhmmad Ilyas Sukaraja, Sayyidi Syekh Abdul
Aziz bin Abdu Somad al Bimawi, dan Sayidi
Syekh Abdullah dan Sayidi Syekh Abdul Manan,
tokoh pendiri Termas sebelum Kiai Mahfudz dan
sebelum Kiai Dimyati.
Di jaman Sayidi Syekh Ahmad Khatib Sambas
ataupun Sayidi Syekh Sulaiman Zuhdi, murid
yang terakhir adalah Sayidi Syekh Ahmad Abdul
Hadi Giri Kusumo daerah Mranggen. Inilah
ulama-ulama indonesia diantara tahun 1200 H
sampai tahun 1350. Termasuk Syekh Baqir
Zaenal Abidin jogja, Kyai Idris Jamsaren, dan
banyak tokoh-tokoh pada waktu itu yang di
Haromain. Seharusnya kita bangga dari warga
keturunan banagsa kita cukup mewarnai di
Haromain, beliau-beliau memegang peranan
yang luar biasa. Salah satunya guru saya sendiri
Sayyidi Syekh Abdul Malik yang pernah tinggal
di Haromain dan mengajar di Masjidil Haram
khusus ilmu tafsir dan hadits selama 35 tahun.
Beliau adalah muridnya Syekh Mahfudz Al
Turmidzi. Mengapa saya ceritakan yang
demikian, kita harus mengenal ulama-ulama
kita dahulu yang menjadi mata rantai
berdirinya NU, kalau dalam hadits itu betul-
betul tahu sanadnya, bukan hanya katanya-
katanya saja, jadi kita harus tahu darimana
saja ajaran Ahli Sunah Wal Jamaah yang
diambil oleh Syekh Hasyim Asy’ari.
Bukan sembarang orang tapi yang benar-benar
orang-orang tabahur ilmunya, dan mempunyai
maqomah, kedudukan yang luar biasa. Namun
sayang peran penting ulama-ulama Ahlu Sunah
di Haromain pada masa itu (pada saat Syarif
Husen berkuasa di Hijaz), khususunya ulama
yang dari Indonesia tidak mempunyai wadah.
Kemudian hal itu di pikirkan oleh kiai Hasyim
Asy’ari disamping mempunyai latar belakang
dan alasan lain yang sangat kuat sekali.
Menjelang berdirinya NU beberapa ulama besar
kumpul di Masjidil Harom, ini sudah tidak
tertulis dan harus dicari lagi nara sumber-
sumbernya, beliau-beliau menyimpulkan sudah
sangat mendesak berdirinya wadah bagi tumbuh
kembang dan terjaganya ajaran Ahlu Sunah
Wal Jamaah. Akhirnya di istiharohi oleh para
ulama-ulama Haromain, lalu mengutus Kiai
Hasyim Asy’ari untuk pulang ke Indonesia agar
menemui dua orang di Indonesia, kalau dua
orang ini mengiakan jalan terus kalau tidak,
jangan diteruskan. Dua orang tersebut yang
pertama Habib Hasyim bin Umar Bin Toha Bin
Yahya Pekalongan, yang satunya lagi Mbah
kholil Bangkalan.
Oleh sebab itu tidak heran jika Mukatamar NU
yang ke 5 dilaksanakan di Pekalongan tahun
1930 M. Untuk menghormati Habib Hasyim yang
wafat pada itu. Itu suatu penghormatan yang
luar biasa. Tidak heran kalau di Pekalongan
sampai dua kali menjadi tuan rumah Muktamar
Thoriqoh. Tidak heran karena sudah dari
sananya, kok tahu ini semua sumbernya dari
mana? Dari seorang yang soleh, Kiai Irfan.
Suatu ketika saya duduk-duduk dengan Kiai
Irfan, Kiai Abdul Fatah dan Kiai Abdul Hadi.
Kiai Irfan bertanya pada saya “kamu ini
siapanya Habib Hasyim?”. Yang menjawab
pertanyaan itu Kiai Abdul Fatah dan Kiai Abdul
Hadi; “ini cucunya Habib Hasyim Yai”.
Akhirnya saya di beri wasiat, katanya;
‘mumpung saya masih hidup tolong catat
sejarah ini. Mbah Kiai Hasyim Asy’ari datang ke
tempatnya Mbah Kiai Yasin, Kiai Sanusi ikut
serta pada waktu itu. Disitu diiringi oleh Kiai
Asnawi Kudus, terus diantar datang ke
Pekalongan, lalu bersama Kiai Irfan datang ke
kediamannya Habib Hasyim. Begitu KH. Hasyim
Asy’ari duduk, Habib Hasyim langsung berkata,
‘Kyai Hasyim Asy’ari, silahkan laksanakan
niatmu kalau mau membentuk wadah Ahlu
Sunah Wal Jamaah. Saya rela tapi tolong saya
jangan ditulis’.
Itu wasiat Habib Hasyim, terus Kyai Hasyim
Asy’ari merasa lega dan puas. Kemudin Kiai
Hasyim Asy’ari menuju ke tempatnya Mbah Kiai
Kholil Bangkalan, kemudian Mbah Kyai kholi
bilang sama Kyai Hasyim Asyari laksanakan apa
niatmu saya ridlo seperti ridlonya Habib Hasyim
tapi saya juga minta tolong, nama saya jangan
ditulis.’ Kata Kiai Hasyim Asy’ari ini bagaimana
kyai, kok tidak mau ditulis semua. Terus mbah
Kiai Kholil menjawab kalau mau tulis silahkan
tapi sedikit saja. Itu tawadluknya Mbah Kyai
Ahmad Kholil Bangkalan. Dan ternyata sejarah
tersebut juga dicatat oleh Gus Dur.
Inilah sedikit perjalanan Nahdlotul Ulama.
Inilah perjuangan pendiri Nahdlotul ulama.
Para pendirinya merupakan tokoh-tokoh ulama
yang luar biasa. Makanya hal-hal yang
demikian itu tolong ditulis, biar anak-anak
kita itu tidak terpengaruh oleh yang tidak-
tidak, sebab mereka tidak mengetahui sejarah.
Anak-anak kita saat ini banyak yang tidak
tahu, apa sih NU itu? Apa sih Ahlu Sunah itu? La
ini permasalahan kita. Upaya pengenalan itu
yang paling mudah dilakukan dengan
memasang foto-foto para pendiri NU, khususnya
foto Hadrotu Syekh Kiai Hasyim Asy’ari.
(Disampaikan pada Harlah NU di Kota
Pekalongan. Hly.net/ Nzr/Tsi)
Sumber : HabibLutfi.net

Selasa, 13 Oktober 2015

Do'a MUHARROM

DOA AKHIR TAHUN dibaca ba'da   Ashar. :

وَصَلَّى الله ُعَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ ، اللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ فِيْ هَذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِيْ عَنْهُ فَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَرْضَهُ وَلَمْ تَنْسَهُ وَحَلُمْتَ عَلَيَّ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْهُ بَعْدَ جُرْأَتِيْ عَلَى مَعْصِيَّتِكَ ، فَإِنِّيْ أَسْتَغْفِرُكَ فَاغْفِرْ لِيْ . وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِيْ عَلَيْهِ الثَّوَابَ ، فَأَسْئَلُكَ اللَّهُمَّ يَا كَرِيْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ أَنْ تَتَقَبَّلَهُ مِنِّيْ وَلاَ تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ .

DOA AWAL TAHUN dibaca ba'da magrib  :
وَصَلَّى الله ُعَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ ، اللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَبَدِيُّ الْقَدِيْمُ اْلأَوَّلُ، وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَجُوْدِكَ الْمُعَوَّلِ، وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ نَسْئَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَآئِهِ وَجُنُوْدِهِ، وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ اْلأَمَّـارَةُ بِالسُّوْءِ وَاْلإِسْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَ اْلإِكْرَامِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَصَلَّى الله ُعَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصَحْابِهِ وسلّم

Senin, 31 Agustus 2015

Maulid Nabi Muhammad saw. Ke 11 di lapangan tugu pahlawan surabaya

Perkumpulan Nampak Terang surabaya insya allah akan menggelar acara MAULID NABI BESAR MUHAMMAD saw. Serta Haul Para Wali Songo Dan Para Pahlawan Bangsa Ke 11 . Di Bawah Naungan Pondok Pesantren BUSTANUL ATHFAL sawah pulo surabaya yang insya allah akan di laksanakan pada :
Hari : Ahad malam senin (Ahad malam)
Tanggal :  1-November-2015M./19-Muharrom-1437H.
Jam :  19:00 - 21:00 WIB.
Susunan Acara :
-PEMBUKAAN
-QOSIDAH FIRQOH ABU TUROB
-Pembacaan DIBA' (Syaraful Anam)
-Pembacaan DIBA' (Fihubby)
-Penutup/Do'a
Dengan segala hormat atas semua para ALUMNI PP.BUSTANUL ATHFAL Dan para MUHIBBIN agar selalu ikut Berpartisipasi dalam mensukseskan acara tersebut, karna acara ini sebagai Rasa Syukur kita kepada ALLAH swt. Yg selalu melimpahkan Rahmat dan hidayah nya sehingga kita di berikan keselamatan dan kesehatan dan dijauhkan dari segala musibah . Kedua acara ini merupakan sebagai Rasa CINTA kita kepada Baginda Nabi Besar MUHAMMAD saw. Semoga kita mendapatkan SYAFA'AT nya kelak Di hari kiamat Amin . Ketiga acara ini merupakan Renungan atas perjuangan nya para WALI SONGO & PARA PAHLAWAN BANGSA di dalam Me-islamkan warga indonesia dan membebaskan dari para penjajah Negara indonesia .
Terima kasih kami ucapkan pada :
-Kepala UPTD LAPANGAN TUGU PAHLAWAN
-Alumni PP.Bustanul ATHFAL Sawah pulo
-Para MUHIBBIN Khusus nya warga Sawah pulo
-Perkumpulan Nampak Terang Surabaya
Sekian . Acara ini merupakan ACARA UMUM .

Rabu, 26 Agustus 2015

Mengapa selalu islam yang di Lecehkan ???

Mengapa Islam yg Selalu Saja Dilecehkan ??
Bukankah islam
benci permusuhan atau tidak suka peperangan,
sehingga pihak non-islam selalu melecehkan
umat islam ???. Jawabannya bisa kita temukan bila
kita mencari tahu apa yang sedang terjadi
dalam diri islam itu sendiri.
Masalah pertama, Islam saat ini telah pecah
menjadi aliran-aliran yang telah Rosululloh sabdakan : "di akhir zaman islam akan terpecah belah menjadi 73 golongan", sehingga ajaran yang mereka anut juga
berbeda-beda, dan hal tersebut menyebabkan
perbedaan pemahaman yang berujung pada
persellisihan, pertikaian, dan lain sebagainya . sehingga dengan mudah umat non-islam
memecah belah umat islam dengan teknologi-
teknologi yang telah mereka kembangkan.
Masalah kedua, umat islam seakan tidak
memikirkan urusan pengetahuan dan teknologi,
lihat saja di era ini, yang banyak menemukan
teknologi-teknologi baru adalah orang-orang
non-islam. Umat islam saat ini mungkin terlalu
sibuk dengan permasalahan-permasalahan dan
perselisihan antar aliran agama sehingga mereka
tidak begitu mementingkan urusan IPTEK.
Itulah sebabnya Islam sangat mudah untuk
dilecehkan dan dipecah beleh oleh masalah-
masalah yang mungkin masih bisa diselesaikan
dengan mudah.

Selasa, 04 Agustus 2015

Mengenal Kesesatan WAHABI Dan Pendirinya

MENGENAL KESESATAN WAHABI DAN PENDIRI NYA Menurut riwayat Muhammad ibnu Abdul Wahhab ini dilahirkan di perkampungan `Uyainah dibagian selatan kota Najd (Saudi Arabia) tahun 1703 masehi dan wafat tahun 1792 masehi, ia mengaku sebagai salah satu penerus ajaran Ibnu Taimiyyah. Pengikut akidah dia ini dikenal sekarang dengan nama ‘golongan Wahabi atau dikenal juga dengan Salafi ’. Nama Wahabi atau al-Wahabiyyah kelihatan dihubungkan kepada nama pendiri- nya yaitu Muhammad `Abd al-Wahhab al-Najdi. Ia tidak dinamakan golongan/madzhab al-Muhammadiyyah tidak lain bertujuan untuk membedakan di antara para pengikut Nabi Muhammad saw. dengan pengikut madzhab mereka, dan juga bertujuan untuk menghalangi segala bentuk eksploitasi (istighlal). Penganut Wahabi sendiri menolak untuk dijuluki sebagai penganut madzhab Wahabi dan mereka menggelarkan diri mereka sebagai golongan al-Muwahhidun (unitarians) atau madzhab Salafus-Sholeh atau Salafi (pengikut kaum Salaf) karena mereka menurut pendapatnya ingin mengembalikan ajaran-ajaran tauhid ke dalam Islam dan kehidupan murni menurut sunnah Rasulullah saw.  Menurut ulama Muhammad Ibnu Abdul Wahhab ini amat mahir didalam mencampur-adukkan antara kebenaran dengan kebatilan. Oleh karena itu, sebagian kaum Muslimin berbaik sangka kepadanya dan menggelarinya dengan sebutan Syeikhul Islam, sehingga dengan demikian namanya menjadi masyhur dan ajarannya menjadi tersebar, padahal itu semua telah banyak dikecam oleh ulama-ulama pakar karena kebatilan akidah dan pahamnya itu. Pada masanya keyakinan madzhab Hanbali (Ahmad bin Hanbal rh) untuk pertama kali didalam sejarahnya mencapai kemuliaan dan kebesarannya, yang mana pada dua periode sebelumnya tidak memperoleh keberhasilan yang besar.  Adapun yang menjadi sebabnya ialah karena golongan Asy'ariyyah secara langsung memonopoli bidang keyakinan sepeninggal Imam Ahmad bin Hanbal. Muhamad Ibnu Abdul Wahhab mempunyai akidah atau keyakinan bahwa tauhid itu terbagi dua macam yaitu; Tauhid Rububiyyah dan Tauhid Uluhiyyah. Adapun mengenai tauhid rububiyyah, baik orang Muslim maupun orang kafir mengakui itu. Adapun tauhid uluhiyyah, dialah yang menjadi pembeda antara kekufuran dan Islam.  Dia berkata: “Hendaknya setiap Muslim dapat membedakan antara kedua jenis tauhid ini, dan mengetahui bahwa orang-orang kafir tidak mengingkari Allah swt. sebagai Pencipta, Pemberi rezeki dan Pengatur”. Dia dengan berdalil firman-firman Allah swt. berikut ini:  “Katakanlah, 'Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihat an, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan?' Maka katakanlah, 'Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?” (S.Yunus [10];31).  “Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka, 'Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan? 'Tentu mereka akan menjawab, 'Allah', maka betapakah mereka dapat dipalingkan (dari jalan yang benar)” (S. Al ‘Ankabut [29]; 61)  Selanjutnya Ibnu Abdul Wahhab berkata: Jika telah terbukti bagi Anda bahwa orang-orang kafir mengakui yang demikian, niscaya anda mengetahui bahwa perkataan anda yang mengatakan "Sesungguhnya tidak ada yang menciptakan dan tidak ada yang memberi rezeki kecuali Allah, serta tidak ada yang mengatur urusan kecuali Allah", tidaklah menjadikan diri anda seorang Muslim sampai anda mengatakan, 'Tidak ada Tuhan selain Allah' dengan mengikuti/disertai melaksanakan artinya." (Fi ‘Aqaid al-Islam, Muhmmad bin Abdul Wahhab, hal. 38) .   Dengan pemahaman Muhammad Abdul Wahhab yang sederhana dan salah mengenai ayat-ayat Allah swt.

Jumat, 27 Februari 2015

مولدة الاولادي

- زكية النجوى
Bayi ku lahir di hari kamis legi tgl 22-01-2015 jam 14 : 57
1 ربيع الثاني  1436
Di bidan kaida
- جنة الفردوس
Bayi kedua q lahir pada hari senin pahing tgl 13 maret 2017 M. / 14 جمادى الاخير 1438 H. Jam 03:35
Di rumah di bantu dukun

احمد زين الرضاء
Bayi ketiga q lahir pada hari Rabu kliwon tgl ; - 4 - Sya'ban - 1440 / 10 - april - 2019 . Jam 03:40
Di rumah di bantu dukun

Sabtu, 03 Januari 2015

Jawa Timur bersholawat ke 10 Di Bumi Pahlawan surabaya

Alhamdulillah acara maulid Nabi Besar Muhammad saw. Serta Haul Wali Songo & Para Pahlawan Bangsa ke 10. Telah terlaksana dengan meriah pada hari jum'at malam sabtu tgl 14 november 2014/21-22 muharrom 1436 H.

10_Jawa Timur Bersholawat Part-3: http://youtu.be/uYgIC8F1gZY

10_Jawa Timur Bersholawat Part-8: http://youtu.be/VaArV4lFSN0

10_Jawa Timur Bersholawat Part-15: http://youtu.be/_Eg3mOzO6Wo

Meriah nya acara ini tidak lepas dari bantuan nya para alumni pon.pes Bustanul Athfal dan swadaya masyarakat surabaya dan madura husus nya masyarakat sawah pulo . Dan juga atas bantuan nya kepala UPTD TUGU PAHLAWAN serta segenap Jajaran nya . Yang telah memberikan izin kepada kami untuk memakai area lapangan tugu pahlawan surabaya .
Kami keluarga Besar pon.pes Bustanul Athfal serta organisasi perkumpulan Nampak Terang surabaya pertama ingin mengucapkan Rasa syukur kepada Alloh swt. atas Rahmat dan Ni'mat nya yang telah di berikan kepada kami sehingga acara ini terlaksana dengan meriah .
Kedua kami ucapkan Banyak Terima kasih atas bantuan dan partisipasi nya alumni pon.pes Bustanul Athfal serta masyarakat surabaya dan madura husus nya masyarakat sawah pulo .
Ketiga kami ucapkan Banyak terima kasih kepada kepala UPTD TUGU PAHLAWAN serta segenap Jajaran nya, atas izin nya memakai area Lapangan TUGU PAHLAWAN surabaya .
Penutup kata kami ucapkan " Jaza kumullohu ahsanal jaza' "
Muda"han acara ini terlaksana setiap tahun dengan meriah tanpa ada halangan . Dan juga setiap acara ini akan dilaksanakan muda"han diberikan keringanan dalam pencarian Dana Amin ya robbal 'alamin .